Kualitas batu safir ditentukan oleh beberapa faktor utama, yang dikenal sebagai "4 Cs": Color (warna), Clarity (kejernihan), Cut (potongan), dan Carat (karat). Mari kita bahas masing-masing faktor ini lebih detail:
Warna adalah faktor terpenting dalam menentukan kualitas safir. Tiga komponen utama yang mempengaruhi warna safir adalah:
- Hue (Corak): Merujuk pada warna utama batu. Untuk safir biru, corak terbaik adalah biru murni atau biru dengan sedikit nada ungu.
- Tone (Nada): Merujuk pada kegelapan atau kecerahan warna. Nada yang ideal untuk safir biru adalah sedang hingga gelap.
- Saturation (Kejenuhan): Merujuk pada intensitas warna. Safir dengan kejenuhan tinggi dianggap lebih berharga karena warnanya lebih hidup dan mendalam.
Safir alami hampir selalu memiliki inklusi. Inklusi ini bisa berupa kristal kecil, gelembung gas, atau retakan. Safir yang lebih jernih tanpa banyak inklusi lebih langka dan berharga. Namun, inklusi yang minimal dapat membantu mengidentifikasi safir alami dibandingkan dengan yang sintetis.
Potongan safir menentukan bagaimana cahaya memantul di dalam batu dan mempengaruhi kilauan serta keindahannya. Potongan yang baik akan meningkatkan warna dan kilauan safir. Bentuk potongan yang umum untuk safir termasuk bentuk oval, bulat, dan cushion.
Karat merujuk pada berat batu. Safir yang lebih besar dengan kualitas tinggi sangat langka dan lebih mahal. Namun, penting untuk tidak hanya mempertimbangkan ukuran tetapi juga kualitas keseluruhan batu tersebut.